Jumat

Pemimpin Berprinsip

Ditulis oleh MEDIS KEPERAWATAN UNSOED

Stephen R. Covey, penulis buku terkenal, 'Seven Habits of Highly Effective People', dalam bukunya yang lain 'Principle Centered Leadership', menggambarkan delapan ciri-ciri pemimpin yang berprinsip:


1. TERUS BELAJAR.
Pemimpin yang berprinsip menganggap hidupnya sebagai proses belajar yang tiada henti untuk mengembangkan lingkaran pengetahuan mereka. Di saat yang sama, mereka juga menyadari betapa lingkaran ketidaktahuan mereka juga membesar. Mereka terus belajar dari pengalaman. Mereka tidak segan mengikuti pelatihan, mendengarkan orang lain, bertanya, ingin tahu, meningkatkan ketrampilan dan minat baru.

2. BERORIENTASI PADA PELAYANAN.
Pemimpin yang berprinsip melihat kehidupan ini sebagai misi, bukan karir. Ukuran keberhasilan mereka adalah bagaimana mereka bisa menolong dan melayani orang lain. Inti kepemimpinan yang berprinsip adalah kesediaan untuk memikul beban orang lain. Pemimpin yang tak mau memikul beban orang lain akan menemui kegagalan. Tak cukup hanya memiliki kemampuan intelektual, pemimpin harus mau menerima tanggung jawab moral, pelayanan, dan sumbangsih.

3. MEMANCARKAN ENERGI POSITIF.
Secara fisik, pemimpin yang berprinsip memiliki air muka yang menyenangkan dan bahagia. Mereka optimis, positif, bergairah, antusias, penuh harap, dan mempercayai. Mereka memancarkan energi positif yang akan mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Dengan energi itu mereka selalu tampil sebagai juru damai, penengah, untuk menghadapi dan membalikkan energi destruktif menjadi positif.

4. MEMPERCAYAI ORANG LAIN.
Pemimpin yang berprinsip mempercayai orang lain. Mereka yakin orang lain mempunyai potensi yang tak tampak. Namun tidak bereaksi secara berlebihan terhadap kelemahan-kelemahan manusiawi. Mereka tidak merasa hebat saat menemukan kelemahan orang lain. Ini membuat mereka tidak menjadi naif.

5. HIDUP SEIMBANG.
Pemimpin yang berprinsip bukan ekstrimis. Meraka sadar dan penuh pertimbangan dalam tindakan. Ini membuat diri mereka seimbang, tidak berlebihan, mampu menguasai diri, dan bijak. Tidak menjadi budak rencana-rencana. Dengan demikian mereka jujur pada diri sendiri, mau mengakui kesalahan dan melihat keberhasilan sebagai hal yang sejalan berdampingan dengan kegagalan.

6. MELIHAT HIDUP SEBAGAI SEBUAH PETUALANGAN.
Pemimpin yang berprinsip menikmati hidup. Mereka melihat hidup ini selalu sebagai sesuatu yang baru. Mereka siap menghadapinya karena rasa aman mereka datang dari dalam diri, bukan luar. Mereka menjadi penuh kehendak, inisiatif, kreatif, berani, dinamis, dan cerdik. Karena berpegang pada prinsip, mereka tidak mudah dipengaruhi namun fleksibel dalam menghadapi hampir semua hal. Mereka benar-benar menjalani kehidupan yang berkelimpahan.

7. SINERGISTIK.
Pemimpin yang berprinsip itu sinergistik. Mereka adalah katalis perubahan. Setiap situasi yang dimasukinya selalu diupayakan menjadi lebih baik. Karena itu, mereka selalu produktif dalam cara-cara baru dan kreatif. Dalam bekerja mereka menawarkan pemecahan sinergistik, pemecahan yang memperbaiki dan memperkaya hasil, bukan sekedar kompromi dimana masing-masing pihak hanya memberi dan menerima sedikit.

8. BERLATIH UNTUK MEMPERBAHARUI DIRI.
Pemimpin yang berprinsip secara teratur melatih empat dimensi kepribadian manusia: fisik, mental, emosi, dan spiritual. Mereka selalu memperbarui diri secara bertahap. Dan ini membuat diri dan karakter mereka kuat, sehat dengan keinginan untuk melayani yang sangat kuat pula.
Sekarang, yakinkah kita sudah dapat menjadi pemimpin bagi diri sendiri sebelum memimpin orang lain? Semoga resep di atas dapat pula selalu mengingatkan kita, untuk memperbaharui pola pikir yang positif..



(Compiled by Fuzna Mz).
Continue reading...

Rabu

Kisah Pohon Apel

Ditulis oleh MEDIS KEPERAWATAN UNSOED


Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itusangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.
Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

"Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.
"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu.
"Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."
Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih. Suatu hari anak lelaki itu datang lagi.

Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel.


"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu.
"Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"
"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel.

Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi.

Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih. Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.


"Ayo bermain-main lagi deganku," kata pohon apel.
"Aku sedih," kata anak lelaki itu.
"Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"
"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu. Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.

"Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."
"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,"jawab anak lelaki itu.
"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon apel.
"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu.
"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki.
"Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."
"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."

Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.
Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.
Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia.

Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.




Sumber
Continue reading...

Membangun Motivasi

Ditulis oleh MEDIS KEPERAWATAN UNSOED

Cita-cita atau tujuan hidup ini hanya bisa diraih jika kita memiliki motivasi yang kuat. Memang, membangun motivasi di dalam diri sendiri, bukan perkara yang mudah. Bahkan banyak yang tidak tahu, bagaimana cara membangun motivasi di dalam diri sendiri. Padahal sesungguhnya banyak hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi tersebut, antara lain :

1. CIPTAKAN SENSASI
Ciptakan sesuatu yang dapat membangunkan dan membangkitkan gairah kita saat pagi menjelang. Misalnya, kita berpikir esok hari harus mendapatkan keuntungan 1 milyar rupiah. Walau kedengarannya mustahil, tapi sensasi ini kadang memacu semangat kita untuk berkarya lebih baik lagi melebihi apa yang sudah kita lakukan kemarin.

2. MULAILAH DENGAN RASA SENANG
Jangan pernah merasa terbebani dengan tujuan hidup kita. Coba nikmati hidup dan jalan yang kita tempuh. Jika sejak awal kita sudah merasa 'tidak suka', rasanya motivasi hidup tidak akan pernah kita miliki.

3. KEMBANGKAN TERUS TUJUAN KITA
Jangan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan hidup yang terlalu sederhana membuat kita tidak memiliki kekuatan lebih. Padahal untuk meraih sesuatu, kita memerlukan tantangan yang lebih besar, agar kita terpacu untuk mengerahkan segenap kekuatan kita yang sebenarnya. Tujuan hidup yang besar akan membangkitkan motivasi dan kekuatan tersendiri dalam hidup kita.

4. BERLATIH DENGAN KERAS
Tidak bisa tidak, kita harus berlatih terus bila ingin mendapatkan hasil terbaik. Pada dasarnya tidak ada yang tidak dapat kita raih jika kita terus berusaha keras. Semakin giat berlatih semakin mudah pula mengatasi setiap kesulitan.

5. TINGGALKAN TEMAN YANG TIDAK PERLU
Jangan ragu untuk meninggalkan teman-teman yang tidak dapat mendorong kita mencapai tujuan. Sebab, siapapun teman kita, seharusnya mampu membawa kita pada perubahan yang lebih baik. Ketahuilah bergaul dengan orang-orang yang optimis akan membuat kita berpikir optimis pula. Bersama mereka hidup ini terasa lebih menyenangkan dan penuh motivasi.

6. UCAPKAN "SELAMAT DATANG" PADA SETIAP MASALAH
Jalan untuk mencapai tujuan tidak selamanya semulus jalan tol. Suatu saat kita akan menghadapi jalan terjal, menanjak dan penuh bebatuan. Jangan memutar arah untuk mengambil jalan pintas. Hadapi terus jalan tersebut dan pikirkan cara terbaik untuk bisa melewatinya. Jika kita memandang masalah sebagai sesuatu yang mengerikan, kita akan semakin sulit termotivasi. Sebaliknya bila kita selalu siap menghadapi setiap masalah, kita seakan memiliki energi dan semangat berlebih untuk mencapai tujuan kita.
7. HAMPIRI BAYANGAN KETAKUTAN
Saat kita dibayang-bayangi kecemasan dan ketakutan, jangan melarikan diri dari bayangan tersebut. Misalnya selama ini kita takut akan menghadapi masa depan yang buruk. Datang dan nikmati rasa takut kita dengan mencoba mengatasinya. Saat kita berhasil mengatasi rasa takut, saat itu kita telah berhasil meningkatkan keyakinan diri
bahwa kita mampu mencapai hidup yang lebih baik.

8. TETAPKAN SAAT KEMATIAN
Kita perlu memikirkan saat kematian meskipun gejala ke arah itu tidak dapat diprediksikan. Membayangkan saat-saat terakhir dalam hidup ini sesungguhnya merupakan saat-saat yang sangat sensasional. Kita dapat membayangkan 'flash back' dalam kehidupan kita. Sejak masa kanak-kanak, remaja, hingga tampil sebagai
pribadi yang dewasa dan mandiri. Jika kita membayangkan 'ajal' sudah dekat, akan memotivasi kita untuk berbuat lebih banyak lagi selama hidup kita.

Kesimpulannya, motivasi adalah 'sesuatu' yang dapat menumbuhkan semangat kita dalam rangka mencapai tujuan. Dengan motivasi yang kuat di dalam diri sendiri, kita akan memiliki apresiasi dan penghargaan yang tinggi terhadap diri dan hidup ini. Sehingga kitapun nggak ragu lagi melangkah mencapai tujuan dan cita-cita hidup
kita..!

ompiled by Zidna Hummaam Kurnia-002/29-X/07-NN).
: Thanks to Erwin Arianto, SE for the inspiration.
Continue reading...

Menemukan Keistimewaan

Ditulis oleh MEDIS KEPERAWATAN UNSOED

Alkisah, di sebuah kota kecil di Jepang, ada seorang anak yang lengan kirinya buntung, tetapi ia sangat menyukai beladiri judo. Dia sudah mengikuti latihan di sebuah dojo. Selama berlatih, sang guru hanya mengajarkan satu jurus saja. Walaupun jurus itu termasuk sukar untuk dikuasai, anak ini merasa tak puas, karena ia melihat murid-murid lainnya mempelajari bermacam-macam teknik. 
Akhirnya setelah 6 bulan, ia tak kuasa lagi menahan kesabarannya. Lantas ia menemui sang guru; "Sensei, bolehkah aku bertanya? Mengapa selama 6 bulan ini aku hanya berlatih jurus ini saja".
Gurunya hanya menjawab singkat "Karena engkau murid yang istimewa dan hanya jurus ini yang engkau perlukan"
Ia tak berani lagi bertanya dan memilih untuk berlatih dengan tekun. Semakin lama jurus itu semakin dikuasainya dan mendarah daging dalam dirinya. Tak ada seorangpun yang semahir dia dalam menggunakan jurus tersebut. Setahun kemudian, sang guru menyertakan dirinya dalam kejuaran nasional di ibukota. Walaupun merasa pesimis dan minder, ia menuruti permintaan
sang guru dan mereka berangkat ke ibukota.
Kejuaraan dimulai.
Di luar dugaannya, dengan mudah ia bisa menjatuhkan dan mengunci lawan-lawannya. Babak demi babak ia lalui, sampai akhirnya ia harus menghadapi juara tahun lalu di babak Final. Walau memakan waktu cukup lama dan menguras tenaganya, lagi-lagi ia berhasil memenangkan pertandingan.  Dalam perjalanan pulang, sembari membahas dan mengevaluasi pertarungannya, sang anak bertanya kembali "Sensei, saya heran, mengapa hanya bermodal satu jurus ini saja saya bisa memenangi pertandingan. Saya masih belum mengerti ucapan Sensei dulu, apa istimewanya saya dan mengapa hanya satu jurus ini?"
Sang Sensei tersenyum dan berkata; "Muridku, Cara bertarung setiap orang adalah unik, tergantung dari kekuatan dan kelemahannya. Praktisi beladiri perlu mempelajari berbagai teknik dan jurus sampai akhirnya ia menemukan kekuatan dan kelemahannya dan akhirnya memilih teknik dan jurus yang sesuai, yaitu teknik-teknik yang memanfaatkan kekuatanya dan menutupi kekurangan atau bahkan mengubahnya sebagai kekuatan".
"Engkau istimewa, karena kekuranganmu sudah jelas. Sehingga tak perlu engkau menghabiskan waktu mempelajari berbagai jurus dan teknik yang sudah pasti tidak kau perlukan. Dan jurus itu paling cocok bagimu, karena selain jurus tersebut salah satu jurus tersulit dalam Judo, satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah dengan mengunci lengan kirimu".
Kadang orang mengira bahwa kekurangannya merupakan hukuman, kutukan dan menyesalinya. Padahal, di dunia ini banyak sekali terdapat kemungkinan dan tak mungkin semuanya diraih. Orang-orang yang memahami kekurangannya seharusnya bisa menyadari hal-hal yang mustahil ia lakukan dan tak membuang waktu percuma untuk mengejarnya. Dan orang-orang yang juara adalah orang-orang yang menggunakan semaksimal kekuatannya serta berhasil menggunakan kelemahannya juga sebagai kekuatan.
(Compiled by Avesina Ilma Kurnia, 14 Nov 06).
Continue reading...

Mengerti Kepentingan Orang Banyak

Ditulis oleh MEDIS KEPERAWATAN UNSOED

Sesungguhnya kekuasaan bersumber pada kepentingan orang lain. Kepentingan orang lainlah yang menggerakkan kekuasaan untuk mengikuti kita. Rantai kekuasaan yang tertinggi, yang mampu menggerakkan seluruh negara, adalah kemampuan mengatur rantai kepentingan orang lain.
Anda bingung, mengapa partner usaha tidak mau bekerja sesuai dengan keinginan anda?Mengapa pelanggan tidak mau mengerti niat baik kita? Mengapa klien menolak waktu kita tawari jasa bahkan secara gratis sekalipun?
Karena kepentingan, masalah, keinginan dan rencana kita tidak relevan atau tidak penting buat mereka. Kepentingan merekalah yang menjadi sumber utamanya.
Lalu bagaimana agar kita bisa menggerakkan orang lain?
Jawabnya sangat sederhana, mulailah dengan menolong orang yang paling lemah.
Bila Anda mampu menolong orang yang kesulitan karena punya utang Rp 480 juta, atau kelilit utang warisan dari orang tuanya Rp 400 juta, maka akan banyak orang yang datang kepada Anda.
Sebuah lautan, jelas lebih besar daripada ratusan sungai yang mengalir kesana. Yang dia lakukan hanya menunggu, dan menerima air yang dibawa ratusan sungai. Maka bila Anda ingin mengajari orang lain, jangan meremehkan mereka.
Jika Anda ingin memimpin mereka, ketahuilah kemana mereka ingin pergi.
Mungkin anda tahu bahwa Mengendalikan orang lain adalah Kepemimpinan.
Pertanyaannya adalah apakah akar kepemimpinan? Mengapa sebuah kelompok memilih sosok seorang pemimpin?
* Apakah karena reputasi dan pengalaman?
* Apakah karena pengetahuannya?
* Apakah karena kekuasaannya?
Seseorang menjadi pemimpin karena Dipercaya. Akar kepemimpinan adalah rasa percaya. "Trust". Bila anda telah memiliki rasa percaya dari sebuah kelompok, maka semuanya beres, anda bisa leluasa memimpin mereka.
Coba anda perhatikan, dalam suatu organisasi komunitas. Misalnya sebuah Kabupaten, belum tentu yang menjadi Pemimpin sesungguhnya adalah Bupati.
Belum tentu yang memiliki Aura kekuasaan atau dikenal dengan nama Kharisma adalah Bupati. Mungkin pada saat terjadi "chaos", maka penduduk akan menurut pada sosok pemimpin yang sesungguhnya, misalnya pemimpin agama atau pemimpin masyarakat.
Hal tersebut terjadi karena pemimpin orgasisasi secara formal, misalnya Bupati memang ditunjuk menjadi Pemimpin birokrasi, namun belum tentu memiliki Trust dari masyarakatnya.
Dalam skala kecil, anda bisa perhatikan misalnya dalam sebuah Milis. Belum tentu yang menjadi Pemimpin sesungguhnya adalah Owner atau Moderator. Mereka memang yang menjadi Founder, atau inisiator sebuah komunitas Milis, yang anggotanya bisa ribuan, namun yang menjadi pemimpin dengan hati, yang dituakan mungkin adalah sosok orang lain, yang bukan Moderator atau Founder.
Lalu anda heran, mengapa dengan kekuasaan penuh sebagai Moderator, tidak menggunakan haknya sebagai penguasa untuk dapat mengendalikan "Sang Pemimpin" tersebut? Jawabannya adalah "Sang Pemimpin" telah mendapatkan Trust dari anggota Milis. Tokoh "Sang Pemimpin" telah menjadi representasi seluruh anggota. Bila dianiaya, dipojokkan, atau dihukum, maka demikian pula perasaan seluruh anggota. Mereka merasa dianiaya, dipojokkan atau dihukum.
Atau mungkin anda heran, bagaimana seorang Kepala RT /RW bisa dipilih warga.
Mungkin anda berpikir "Oh saya tidak ingin menjadi Ketua RT", namun dalam hidup ini mau tidak mau kita dihadapkan pada dua pilihan:
1. Menjadi anggota
2. Menjadi Pemimpin
Tidakkah kita sadari dimanapun kita berada, maka kita senantiasa membawa diri. Misalkan anda bergabung dengan Komunitas Klub Manager Indonesia, anda bisa menjadi anggota saja, atau anda memilih untuk menjadi Tokoh pada komunitas itu.
Bagaimana caranya anda menjadi Tokoh disana? Apa yang harus dikerjakan supaya kita bisa menjadi tokoh disana? Mengapa kita bisa menjadi Tokoh disana?
Inilah rahasia Kekuasaan.
Seorang menjadi pemimpin karena Dipercaya. Akar kepemimpinan adalah rasa percaya "Trust". Bila anda telah memiliki rasa percaya dari sebuah kelompok, maka semuanya beres, anda bisa leluasa memimpin mereka.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah akar dari Kepercayaan?
Mengapa seorang Pemimpin dipercaya?
* Apakah karena kekuasaannya?
* Apakah karena uangnya banyak?
* Apakah karena kekuatannya?
* Apakah karena jabatannya?
* Apakah karena pengaruhnya?
Kelihatannya Rasa percaya timbul karena pengaruh dari seorang Pemimpin, namun kalau kita tarik ke akarnya, apakah akar dari pengaruh tersebut?
Apakah akar dari kepercayaan? Jawabnya: Kepentingan orang banyak.
Setiap kelompok memiliki anggota, nah para anggota tersebut tentu memiliki kepentingan. Kepentingan mayoritas atau kepentingan seluruh anggota kelompok tersebut yang membuat mereka percaya untuk memilih Pemimpin.
Misalnya Rakyat Indonesia memiliki kepentingan untuk perang melawan Amerika
atau Singapore, maka Rakyat Indonesia akan memilih Wiranto atau Prabowo.
Namun bila Rakyat Indonesia menginginkan "tata tentrem karta raharjo gemah ripah loh jinawi", maka tentu Rakyat akan memilih tokoh yang menenteramkan hati, yang santun, pandai menyanyi, perasaannya halus.
Oleh karena itu, bagaimana kita mengerti kepentingan kelompok masyarakat, maka kita akan menjadi pemimpin mereka.
Kembali pada saat anda memasuki Komunitas Klub Manager Indonesia, misalnya anda harus mengerti bagaimana caranya memperoleh "kelereng" anda disana. Yang dimaksud "kelereng" adalah point-point kelebihan anda, keunggulan anda, manfaat dari anda.
Setiap hari anda bisa memberikan manfaat disana, genap 2 bulan anda disana, maka anda akan dipercaya, anda segera menjadi tokoh disana. Itulah rahasianya, berbuatlah untuk orang lain, bantulah orang lain, buatlah orang lain bisa belajar, dan mendapatkan manfaat dari anda. Manfaat tersebut adalah "Kelereng" anda. Semakin banyak ”kelereng" yang anda dapatkan semakin tinggi reputasi anda disana.

(Compiled by Zidna Hummaam Kurnia, from Goenardjoadi penulis buku THE SECRET OF BETTER LIFE).


Continue reading...

About Me

Foto saya
MEDIS atau media dinul islam adalah sebuah media dakwah di kampus keperawatan UNSOED Purwokerto.

Followers

Like Fan Page MEDIS KEPERAWATAN UNSOED

MEDIS UNSOED Copyright © 2009 Not Magazine 4 Column is Designed by Ipietoon Sponsored by Dezigntuts